Sabtu, 29 Oktober 2016

MAKNA KATA ASTUNGKARA, SVAHA DAN TATHASTU

Beberapa tahun belakangan ini kita sebagai orang Bali yang beragama Hindu mungki sering mendengar kata Astungkara, Svaha dan Tathastu. Namun kadang mungkin ada orang yang tidak tahu apa sebenarnya maknasaatkita mengucapkan ke tiga kata tersebut dan kapan kita boleh mengucapkan kata tersebut. Astungkara berasal dari kata Astu dan Kara, yang mendapat sisipan "ng". Astu berarti semoga terjadi dan Kara berarti penyebab, dan kata penyebab dalam hal ini merujuk kepada Tuhan atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Jadi Astungkara berarti semoga terjadi atas kehendak-Nya.  
Svaha atau Swaha adalah nama dari permaisuri Dewa Agni. Swaha bagaikan sebuah lagu rohani dan juga berarti semoga diberkati. Swaha dalah ucapan umumnya diakhir sebuah mantra. Seperti kata "OM" yang diucapkan diawal mantra. Swaha diucapkan di akhir mantra.
Tathastu berasal dari kata Tat dan Astu.Tat berarti itu, merujuk kepada doa atau permohonan yang diucapkan, sedang Astu berarti semoga terjadi. Jadi Tathastu berarti semoga terjadilah seperti itu.

Jadi kapan kita sebaiknya menggunakan kata Asungkara, Svaha dan Tathastu?

Astungkara diucapkan pada saat kita sedang menyampaikan harapan, keinginan dan doa pribadi kita kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Contoh "Astungkara nanti bisa menjawab soal ujian dengan baik dan benar" atau contoh lain "Astungkara perjalanan saya nanti tanpa menemui hambtan dan selamat sampai tujuan".

Svaha diucapkan di akhir pengucapan sebuah mantra suci, setiap menghaturkan persembahan atau setiap menuangkan persembahan ke dalam api suci. Sering kita mengucapkan kata Svaha ini saat melakukan kramaning sembah. Contoh "Om Namah Shivaya Namah, Svaha.

Tathastu diucapkan untuk ikut mendoakan apa yang yang menjadi harapan dan doa orang lain supaya bisa terwujud sesuai dengan harapan orang tersebut. Sebagai makna ikut mendoakan harapan, biasanya kata Tathastu ini diucapkan oleh orang lain sebagai bentuk dukungan kepada orang yang sedang mengharapkan sesuatu kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Contoh "Astungkara tahun depan saya bisa membeli rumah, orang yang diajak bicara atau orang yang mendengar mengucapkan kata Tathastu".

Jadi bisa ditarik kesimpulan kata Asungkara, Svaha dan Tathastu adalah kata suci yang diucapkan untuk sebuah doa yang tulus dan ikhlas, doa yang baik untuk kebaikan dan tidak boleh mungucapkan kata tersebut untuk doa yang bersifat mencelakakan orang lain atau mengharapkan orang lain sengsara. Astungkara  artikel ini bermanfaat bagi para semeton, Svaha.
Sumber - Kalender Bali

2 komentar:

  1. 🙏S̤̥̈̊ůќS̤̥̈̊мɑ̤̥̈̊🙏

    Sudah memberi pencerahan....

    BalasHapus
    Balasan
    1. 👍🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩💗👍👍🙏

      Hapus